Curug Citambur adalah air terjun cantik lainnya yang berlokasi Kabupaten Cianjur. Air terjun ini terletak di Desa Karangjaya, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.Air terjun ini mengalir dari ketinggian tebing mencapai 100 meter. Alirannya memiliki beberapa undakan, namun dominasi undakan tertinggi yang memiliki debit air paling besar. Letaknya berada di dua sisi tebing yang penuh dengan hamparan rumput dan aneka vegetasi liar.Mungkin pantas jika mengibaratkan air terjun ini sebagai “harta tersembunyi”. Air terjun ini berada di balik tebing Gunung Lemo. Gunung Lemo adalah gunung yang terbentang dari Rancabali hingga Pasirkuda dalam bentuk menyerupai huruf L.
Mengalir bebas dari ketinggian, Curug Citambur memiliki aliran yang sangat deras. Saking derasnya, tempias air dapat terasa dari jarak 50 meter di sekitar curug. Hawa dingin dan sejuk akan langsung menerpa begitu memasuki kawasan wisata ini.
Curug Citambur merupakan air terjun dengan ketinggian 130 meter yang berada di balik tebing Gunung Lemo. Curug ini memiliki tiga tingkatan air terjun yang membuatnya semakin unik.Pada tingkat pertama sekaligus tertinggi, tingginya sekitar 116 meter. Debit air yang dihasilkan cukup besar, sehingga percikan airnya deras.
Baca Juga : Cerita Sangkuriang dan Asal-Usul Gunung Tangkuban Perahu
Pengunjung dilarang dekat dengan area ini atau bermain di kolam di bawahnya, karena dinilai berbahaya. Tingkat kedua dan ketiga tingginya masing-masing 12 meter dan dua meter.
Sejarah Curug Citambur
Ada dua versi kenapa curug itu bernama Curug Citambur. Versi pertama karena pada zaman dahulu suara setiap air yang jatuh dari atas curug ke kolam berbunyi “bergedebum” seperti suara Tambur, sebuah alat musik tabuh yang dipukul. Seiring menyusutnya volume air, bunyi itu tak terdengar lagi. Versi lain, curug tersebut dulu termasuk wilayah Kerajaan Tanjung Anginan, yang rajanya bergelar Prabu Tanjung Anginan. Pusat kerajaannya berada di Pasirkuda, yang kini termasuk Desa Simpang dan Desa Karangjaya. Dugaan pusat kekuasaan di sana karena ada batu yang berbentuk kursi yang diyakini warga sebagai tempat duduk raja. Sementara itu, nama Pasirkuda karena ada sebuah batu di bukit (pasir dalam bahasa Sunda) yang berbentuk kuda. Pada saat kerajaan berdiri, setiap raja mau mandi ke curug selalu ditengarai dengan suara tambur, yang ditabuh para pengawal. Suara berdebumnya alat musik tabuh itu terdengar cukup jauh sehingga warga Pasirkuda menyebutnya Curug Citambur. Namun belum diketahui sejarah dan masa keberlangsungan Kerajaan Tanjung Anginan.
Harga Tiket Masuk
Harga tiket masuk Curug Citambur Untuk bisa menikmati keindahan Curug Citambur, wisatawan perlu membayar tiket masuk sebesar Rp 10.000 per orang.