Sab. Jul 27th, 2024

Museum Geologi (Musieum Géologi Bandung) didirikan pada tanggal 16 Mei 1929. Museum ini telah direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency). Setelah mengalami renovasi, Museum Geologi dibuka kembali dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000. Sebagai monumen bersejarah, museum berada di bawah perlindungan pemerintah dan merupakan peninggalan nasional. Di museum ini, tersimpan dan mengelola banyak materi geologi, seperti fosil, batuan, dan mineral. Semua materi tersebut dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak tahun 1850.

Sebelum lanjut jangan lupa baca juga artikel mengenai Wisata Kawah Putih yang memang populer di Kota Bandung, dan masih banyak lagi yang lainnya hanya di Pesona Bandung.

Sejarah

Di masa penjajahan Belanda keberadaan Museum Geologi berkaitan erat dengan sejarah penyelidikan geologi dan tambang di wilayah Nusantara yang dimulai sejak pertengahan abad ke-17 oleh para ahli Eropa. Setelah Eropa mengalami revolusi Industri pada pertengahan abad ke-18, Eropa sangat membutuhkan bahan tambang sebagai bahan dasar industri. Pemerintah Belanda sadar akan pentingnya penguasaan bahan galian di wilayah Nusantara. Maka pada tahun 1850 dibentuklah Dienst van het Mijnwezen. Kelembagaan ini berganti nama jadi Dienst van den Mijnbouw pada tahun 1922, yang bertugas melakukan penyelidikan geologi serta sumber daya mineral. Hasil penyelidikan yang berupa contoh-contoh batuan, mineral, fosil, laporan dan peta memerlukan tempat untuk penganalisisan dan penyimpanan,sehingga pada 1928 Dienst van den Mijnbouw membangun gedung di Rembrandt Straat Bandung. Gedung tersebut pada awalnya bernama Geologisch Laboratorium yang kemudian juga disebut Geologisch Museum. Gedung Geologisch Laboratorium dirancang dengan gaya Art Deco oleh arsitek Ir. Menalda van Schouwenburg, dan dibangun selama 11 bulan dengan 300 pekerja serta menghabiskan dana sebesar 400 Gulden. Pembangunannya dimulai pada pertengahan 1928 dan diresmikan pada 16 Mei 1929. Peresmian tersebut bertepatan dengan penyelenggaraan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-4 (Fourth Pacific Science Congress) yang diselenggarakan di Bandung pada 18 – 24 Mei 1929.

Pengelolaan Museum Geologi yang semula berada dibawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG), telah melalui berbagai pergantian nama, antara lain:

– Djawatan Pertambangan Republik Indonesia (1950—1952).
– Djawatan Geologi (1952—1956).
– Pusat Djawatan Geologi (1956—1957).
– Djawatan Geologi (1957—1963).
– Direktorat Geologi (1963—1978).
– Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (1978—2005).
– Pusat Survei Geologi (sejak akhir 2005 hingga sekarang).

Jam Buka dan Tiket Masuk

Kawasan Museum Geologi Bandung buka setiap hari yaitu pada hari Senin – Minggu kecuali hari Jumat dan hari libur nasional. Sedangkan untuk waktu berkunjung, anda bisa berkunjung pada pukul :

* 09.00 – 15.30 WIB pada hari biasa (Senin – Kamis), dan
* 09.00 – 13.30 WIB di akhir pekan (Sabtu – Minggu)

Jadi, anda bisa datang pada jam operasional tersebut. Sebaiknya anda datang pagi hari agar anda bisa menikmati wisata ini lebih lama dan menyaksikan semua benda-benda koleksi di museum ini. Untuk dapat memasuki tempat ini, anda perlu membayar tiket masuk dengan harga :

* Pelajar dan Mahasiswa : Rp.2.000
* Wisatawan Lokal : Rp.3.000
* Wisatawan Mancanegara : Rp.10.000