Sab. Jul 27th, 2024

Seiring perkembangannya, tari ini dikenal luas, bahkan sering kali ditampilkan di mancanegara. Berikut kami rangkum sejumlah fakta menarik tari merak dari laman disbupar.bandung.go.id.

Seperti halnya Tari Merak yang menjadi salah satu tarian khas dari Bandung yang sudah mendunia ini.

1. Terinspirasi dari burung merak

Sesuai namanya, tari ini terinspirasi dan diadaptasi dari gerak gerik burung merak jantan yang memperlihatkan keindahan bulu ekornya. Dalam setiap pertunjukannya para penari punya peran masing-masing, yaitu sebagai merak jantan dan betina. Biasanya ditampilkan secara rampak dengan tiga penari atau lebih.

2. Awalnya diciptakan untuk menghibur delegasi KAA 1955

Tari merak diciptakan pada 1950-an oleh seniman sekaligus koreografer asal Jawa Barat, Raden Tjetje Soemantri. Awalnya, penciptaan ini untuk menghibur para tamu dan delegasi Konperensi Asia Afrika (KAA) pada acara resepsi di Bandung tahun 1955.

3. Hanya lima kali dipentaskan

Sejak diciptakan, tari merak karya Tjetje hanya dipentaskan lima kali. Pertama, dalam rangkaian KAA 1955 di halaman belakang Gedung Pakuan. Kedua, di Hotel Orient (1955) Bandung. Ketiga, di Gedung Pakuan dalam rangka menyambut kehadiran Presiden USSR (kini Rusia) Voroshilof tahun 1957. Keempat, di Hotel Savoy Homann tahun 1958. Kelima, tahun 1958 dalam sebuah pertunjukan tari di Gedung YPK, Bandung.

 Baca juga artikel mengenai Julukan Kota Bandung yang banyak menjadi buah bibir masyarakat di Indonesia mengenai kota Bandung ini.

4. Irawati Durban sempurnakan tatanan tari

Sepeninggal Tjetje tahun 1963, Irawati Durban—murid Tjetje—menyempurnakan tatanan gerak tari merak sang guru dengan mengolah kembali struktur koreografinya.

5. Dapat dikenali dari busana penari

Tari ini dapat dilihat dari busana atau kostum yang dikenakan para penarinya, baik motif maupun warnanya. Sepasang sayap atau ekor merak dipasang di bagian belakang tubuh penari. Uniknya, jika ujung sayapnya ditempelkan ke jemari penari dan kedua tangannya merentang akan membentuk merak yang sedang melebarkan sayapnya. Gambaran burung ini juga terlihat pada mahkota (badong) di kepala setiap penari.

6. Busana yang estetis

Tari yang indah ini biasa dipentaskan oleh perempuan dengan busana yang glamor dan estetis. Bulu ekor burung tersebut tergambar dalam busana yang menghadirkan daya pikat tersendiri bagi penari atau penonton. Setiap gerakan penari diiringi musik tradisional gending macan ucul.

7. Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

Pada 2020, tari merak beroleh penghargaan sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Tari merak pernah dipentaskan oleh seribu penari di CFD Asia Afrika, Kota Bandung, tahun 2015.