Sab. Jul 27th, 2024

Hampir di seluruh lampu merah Kota Bandung, terdapat musisi jalanan yang tampil menghibur kala para pengendara menanti lampu merah berubah menjadi hijau. Tidak tanggung-tanggung, beberapa musisi tersebut bahkan menggunakan mikrofon, alat pengeras suara, biola, hingga alat musik band lengkap.

Dan kebanyakan dari kita pasti selalu mendengarkan musik agar mood kita stabil dan tidak berubah – ubah entah ketika sedang bekerja, olahraga, bermain game, bahkan di perjalanan. Maka sudah tidak lengket sekali manusia dengan musik ini.

Terlebih lagi pada April lalu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersama segelintir musisi Bandung sempat menggencarkan usulan lahirnya julukan “Kota Musisi”. Tentunya, tidak mungkin usulan tersebut lahir hanya dari kehidupan musisi jalanan. Lantas, apa saja Grup Band Asal Bandung yang menjadi ternama di kancah nasional?

1. Gigi

Grup musik ini tercipta setelah sang gitaris, Dewa terpikirkan untuk membuat band. Alhasil, ia mengajak Thomas dan Ronald. Menginginkan band dengan dua gitaris, ia mengajak Baron. Sedangkan, Armand yang direkrut terakhir sukses menjadi pemanis dan pelengkap Gigi. Nama “Gigi” sendiri muncul setelah seluruh personelnya tertawa terbahak-bahak setelah gigi depan Ronald patah.

Karir Gigi melambung setelah album “Dunia” pada 1995 dirilis. Lagu berjudul “Janji” dan “Nirwana” menjadi dua tonggak yang sukses mengangkat Gigi ke panggung industri musik Indonesia. Hingga kini, Gigi telah merilis 13 album dan memenangkan belasan penghargaan bergengsi. Penghargaan terakhir yang dimenangkan Gigi adalah Pop Duo/Grup terbaik pada AMI Award 2017. Beberapa lagu hits terbesar Gigi adalah “11 Januari”, “Nakal”, “Nirwana”, “Andai”, dan “Terbang”.

2. The S.I.G.I.T

Salah satu band rock ternama di tahun 2000-an ini sebetulnya sudah terbentuk pada saat Rektivianto “Rekti” Yoewono, Aditya Bagja Mulyana, dan Donar “Acil” Armando masih duduk di bangku SMA pada akhir 1990-an. Kendati demikian, mereka pertama kali bergerak secara profesional saat menandatangani kontrak dengan Spills Records, sebuah perusahaan label, pada 2004. Farri Icksan Wibisana kemudian melengkapi grup musik The S.I.G.I.T menjadi empat personel.

Uniknya, nama “Sigit” sebetulnya adalah nama ayah dari Rekti. Nama tersebut secara acak muncul saat mereka sedang mabuk. Akhirnya, nama tersebut justru menjadi tanda pengenal yang membawa karir mereka melonjak. Nama “SIGIT” kemudian dijadikan singkatan dari The Super Insurgent Group of Intermperance Talent.

Karya ciamik berjudul “Soul Sister” dan “Did I Ask Your Opinion?” terus mendorong nama The S.I.G.I.T sampai akhirnya mereka ditawari kontrak oleh label asal Australia, Caveman! Records. Berkat label tersebut, The S.I.G.I.T berhasil tampil di berbagai festival di luar negeri. Bahkan, mereka juga sempat melakukan konser tur di Amerika.

Meski The S.I.G.I.T hanya merilis 2 album dan 3 EP, mereka berhasil menyabet beberapa penghargaan, salah satunya adalah Best Album pada 2007 dari Rolling Stone Indonesia. Beberapa lagu hits terbesar The S.I.G.I.T adalah “All the Time”, “Owl and Wolf”, “Black Amplifier”, dan “Live in New York”.

Baca Juga Artikel Lain Yang Menarik Seperti : TAMAN BALAI KOTA BANDUNG

3. Peterpan / NOAH

Band yang sebelumnya dikenal sebagai Peterpan ini sebetulnya sudah menjadi salah satu band paling sukses di Indonesia. Pasalnya, album kedua mereka, “Bintang di Surga” (2004), menjadi salah satu album terlaris di Indonesia dengan penjualan di atas tiga juta kopi. Kendati demikian, mereka semakin melebarkan sayapnya setelah berganti nama menjadi NOAH.

Grup musik Peterpan sendiri dibentuk di tahun 2000. Mulanya, grup musik yang dibentuk untuk tampil secara reguler di kafe ini beranggotakan Nazril “Ariel” Ilham (vokalis), Andika Wirahardja (kibor/piano), Indra (gitar bas), Lukman Hakim (gitar utama), Ilsyah Ryan Reza (drum), dan Uki (gitar ritme). Sayangnya, konflik internal pada 2006 menyebabkan Andika dan Indra keluar dari grup tersebut.

Pengubahan nama menjadi NOAH berawal dari ketidaksetujuan Andika (kibor/piano) dan Indra (gitar bas) atas anggota Peterpan lainnya yang ingin kembali menggunakan nama tersebut setelah Ariel bebas berysarat pada 23 Juli 2012. Sebelumnya, Ariel sempat dipenjara pada 2010 setelah terlibat dalam kasus video syur. Album perdana NOAH, “Seperti Seharusnya” langsung menjadi hits dengan penjualan 200 ribu kopi dalam tiga hari pertama peenjualannya. Enam bulan setelah album tersebut rilis, NOAH mendapatkan penghargaan berupa plakat Multi Platinum. Album tersebut pun masuk daftar album terlaris di Indonesia setelah menembus penjualan sebanyak satu juta kopi.

4. Mocca

Grup yang memiliki istilah “Swinging Friends” untuk para penggemarnya ini mulai aktif pada 1999. Arina Ephipania (vokal dan flute) dan Riko Prayitno (gitar) merupakan dua personel yang mendorong terbentuknya Mocca. Pasalnya, mereka berdua sudah aktif menulis lagu sejak 1997. Kendati demikian, mereka baru menunjukkan tajinya setelah membentuk Mocca yang diperlengkap oleh Achmad Pratama (gitar bas) dan Indra Massad (drum).

Tidak ingin setengah-setengah, Mocca tidak langsung mengeluarkan album di awal terbentuknya. Dua tahun pertama mereka lalui untuk berlatih bersama dan meracik lantunan nada ber-genre Swing Jazz, Jazz, dan Bossanova bernuansa musik 1960-an. Kala itu, mereka hanya berangan-angan saja untuk sukses karena tidak ada band Indonesia yang seluruh lagunya berbahasa Inggris. Kesulitan ekonomi untuk membayar sif saat membuat lagu pun sempat menjadi hambatan. Pada 2002, album perdana Mocca, “My Diary”, langsung meledak di pasaran. Bahkan, mereka langsung mendapat penghargaan “Best Video of the Year” pada MTV Penghargaan Musik Indonesia 2003.

5. Project Pop

Grup musik dengan unsur komedi yang sangat kuat ini sebetulnya merupakan hasil regenerasi dari P-Project, grup musik asal Bandung yang rajin membuat parodi dari lagu-lagu paling hits di dunia. Project Pop yang dibentuk di tahun 1996 ini sebetulnya memiliki 7 personel yaitu Gumilar Nurochman (Gugum), Wahyu Rudi Astadi (Odie), Muhammad Fachroni (Oon), Kartika Rachel Panggabean (Tika), Djoni Permato (Udjo), Hermann Josis Mokalu (Yosi), dan Hilman Mutasi (Hilman). Sayangnya, saat ini Project Pop hanya tersisa 5 anggota setelah Hilman keluar pada tahun 2000 dan Oon meninggal dunia pada 13 Januari 2017.

Saat mendengar lagu Project Pop, sulit untuk menahan senyuman atau gelak tawa. Kendati demikian, makna cerita yang dalam sebetulnya mereka balut dalam kalimat puitis nan kocak. Memiliki lirik yang mudah dipahami dan menghibur, Project Pop pun diberkahi berbagai rekor dan penghargaan. Salah satunya adalah penghargaan Triple Platinum RBT Award 2012 setelah lagu “Bukan Superstar” digunakan sebagai RBT 1,8 juta orang.