Sab. Jul 27th, 2024

Tercatat pada buku panduan wisata yang terbit pada tahun 1927 menyatakan bahwa Curug Jompong merupakan tempat wisata yang seringkali dikunjungi warga Belanda untuk berlibur. Buku tersebut berjudul Gids van Bandoeng en Midden-Priangan yang dituli oleh S.A Reitsma dan W. H. Hoogland.Curug yang terletak di Jalan Terusan Nanjung, Desa Jelegong, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung ini pada tahun 1930 merupakan bagian hilir dari Sungai Citarum yang dijadikan lokasi objek wisata oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Di buku-buku kebumian asing, Pada tahun 1936, Van Bemmelen, pakar geologi yang menyusun buku The Geology of Indonesia menuliskan peta bahwa tempat pertemuan Cimahi dan Citarum berada di wilayah sekitar Curug Jompong. Di Curug Jompong Pakar Geologi Van Bemmelen juga menemukan batu garnet, yaitu batu mulia yang ukurannya sebesar biji delima.

Pengunjung dapat datang kapan saja dengan tenang karena tanpa bayar karcis masuk, namun jika kendaraan yang kita pakai di parkir dekat lokasi, ada warga setempat yang mengambil uang tiket parkir di sekitar lokasi yang bertujuan untuk memberikan rasa nyaman terhadap para pengunjung.

Alasan mengapa dijadikan wisata oleh Pemerintah Hindia Belanda karena Curug jompong dalam rangkaian sejarah bumi di Bandung merupakan situs bumi atau laboratorium dan monumen alami kebumian. Selain sebagai tempat wisata, Curug Jompong merupakan situs geologis yang berumur 4 juta tahun yang dalam tingkatan geologi termasuk dalam usia pliosen. Bebatuan geologi di Curug Jompong adalah bebatuan terobosan (batu intrusif) sisa-sisa rangkaian gunung berapi. Yaitu batu jenis basalt, andesit, dan dasit. Terbentuknya batuan metamorf tersebut, terjadi oleh pertemuan batuan gamping dengan batuan terobosan (instrusif).

Baca Juga : Pesona Pantai Tanjung Layar

Nama curug jompong diambil dari Bahasa Sunda yaitu curug yang artinya air terjun atau jeram. Sedangkan jompong berarti mojang atau remaja putri diartikan juga sebagai gadis perawan. Curug jompong memang dianggap warga setempat sebagai selaput dara Sungai Citarum. Karena ia menjadi penetrasi debit air yang berasal dari hulu. Karena merupakan mengalirkan air dari bagian hulu ke hilir, curug ini penuh dengan membawa air dengan segala limbah yang dialirkan pula dari hulu. Debit air ini sangat besar sehingga dituding sebagai penyebab banjir tahunan di Sungai Citarum. Tepatnya di bagian Bandung Selatan.

Harga Tiket Masuk Curug Jompong Bandung

Objek wisata ini tidak menerapkan tiket masuk secara khusus. Pengunjung dapat datang kapan saja dengan tenang. Namun, biasanya jika parkir di sekitar lokasi, ada warga setempat yang menarik tarif parkir.